Tugas Review Jurnal 1
REVIEW JURNAL
Pada
pembahasan kali ini, saya akan mereview jurnal GCG yang disusun oleh Desi
Kartikasari dan Idjang Soetikno yang berjudul :
PENGARUH GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi
Empiris pada Perusahaan Perbankan di BEI Tahun 2007 – 2009)
A. PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Idealnya
pasar modal adalah merupakan wadah bagi terjadinya mekanisme transaksi saham
yang fair. Transaksional saham yang fair sulit tercapai karena
adanya konflik kepentingan dan tidak transparannya laporan keuangan emiten. Ada
tiga kondisi yang menyebabkan komunikasi melalui laporan keuangan tidak
sempurna dan tidak transparan yaitu : (1) dibandingkan dengan investor,
manajemen memiliki informasi lebih banyak tentang strategi dan operasi bisnis
yang dikelolanya, (2) kepentingan manajer tidak selalu selaras dengan
kepentingan investor, dan (3) ketidaksempurnaan dari aturan akuntansi dan audit
(Utami, 2005).
Manajemen
laba merupakan usaha pihak manajer yang disengaja untuk memanipulasi laporan
keuangan dalam batasan yang dibolehkan oleh prinsipprinsip akuntansi dengan
tujuan untuk memberikan informasi yang menyesatkan para pengguna laporan
keuangan untuk kepentingan pihak manajer (Muetia, 2004). Manajemen laba diduga
muncul atau dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam
proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mereka mengharapkan suatu
manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba merupakan tindakan
manajemen dalam proses menyusun pelaporan keuangan sehingga dapat menaikkan
atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya (Scott, 2001).
Berdasarkan
latar belakang, dapat diketahui bahwa penelitian adanya bukti empirik bahwa
tingkat manajemen laba emiten di Indonesia relatif tinggi dan tingkat proteksi
terhadap investor yang rendah. Kondisi akan membawa dampak pada kerugian bagi
investor karena tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor rendah.
Tingkat imbal hasil saham (tingkat pengembalian saham) yang dipersyaratkan
adalah tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor untuk mau menanamkan
uangnya di perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini perumusan masalah adalah :
1. Menguji
pengaruh good corporate governance (dewan komisaris, kepemilikan
institusional, dan kepemilikan manajerial) terhadap manajemen laba.
2. Menguji
pengaruh kinerja keuangan (profitabilitas dan leverage) terhadap manajemen
laba
Tujuan
penelitian ini untuk memperoleh bukti secara empiris :
1. Pengaruh
mekanisme good corporate governance, dalam hal ini independensi dewan
komisaris, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap
praktek manajemen laba.
2. Pengaruh
kinerja perusahaan, yaitu profitabilitas dan leverage terhadap
praktek manajemen laba.
B.
VARIABEL PENELITIAN DAN UKURANNYA
1.
Variabel dependen
Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba, yang diukur dengan
proksi discretionary accruals. Discretionary accruals adalah
suatu cara untuk mengurangi atau menambah pelaporan laba yang sulit dideteksi
melalui manipulasi kebijaksanaan akuntansi yang bersangkutan atau berkaitan
dengan akrual, misalnya dengan cara menaikkan biaya amortisasi dan depresiasi
mencatat kewajiban yang besar atas jaminan produk (garansi), kontinjensi,
potongan harga dan mencatat persediaan yang telah usang.
Manajemen
laba (DACC) dapat diukur melalui discretionary accrualsyang dihitung
melalui cara menyelisihkan total accruals (TACC) dannondiscretionary
accruals (NDACC). Dalam menghitung DACC, digunakanModified Jones
Model. Modified Jones Model dapat mendeteksi manajemen labalebih baik
dibandingkan dengan model-model lainnya dengan hasil penelitian
Dechow
et al. (1995). Model perhitungannya sebagai berikut:
TACCit
= EXBTit – OCFit
TACCit/TAi,t-1
= α1(1/TAi,t-1) + α2((αREVit–αRECit)/TAi,t-1) +α3(PPEit/TAi,t-1).
Dari
persamaan regresi diatas, NADCC dapat dihitung dengan memasukkan kembali
koefisien-koefisien
NDACCit= α1(1/TAi,t-1) + α2 ((αREVit–αRECit)/TAi,t-1) + α3 (PPEit/TAi,t-1)
DACCit
= (TACCit/TAi,t-1) – NDACCit
Keterangan:
TACCit
: Total Accruals perusahaan i pada periode t
EXBTit
: Earning Before Extraordinary Item perusahaan i pada periode t
15
OCFit
: Operating Cash Flow perusahaan i pada periode t
TAi,t-1
: Total aktiva perusahaan i pada periode t
REVit
: Revenue perusahaan i pada periode t
RECit
: Receivable perusahaan i pada periode t
PPEit
: Nilai Aktiva tetap (gross) perusahaan i pada periode t
Modifikasi
Model Estimasi Akrual
TAit
/ (Ait-1) = α1 (1 / (Ait-1)
+ β1 (ΔPO it-1) + β2 (PPE it-1) + єit
Dimana,
PO
it-1 : pendapatan operasi bank i pada tahun t
PPE
it-1 : aktiva tetap bank i pada tahun t
TAit
: total akrual bank i pada tahun t
Ait-1
: total aktiva bank i pada tahun t
єit
: error term perusahaan i tahun t
i
: 1,…. n bank
t
: 1,….. t tahun estimasi
2. Variabel
Independen
a. Dewan
Komisaris
Dalam
rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (GCG) perusahaan
tercatat wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya proporsional
sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham
pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30
persen dari jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Proporsi dewan komisaris
independen dihitung dengan membagi jumlah dewan komisaris independen dengan
total anggota dewan komisaris.
b.
Kepemilikan Institusional
Kepemilikan
institusional adalah proporsi saham yang dimiliki institusional
dan blockholders pada akhir tahun yang diukur dalam prosentase.
Institusi yang dimaksud dalam hal ini misalnya LSM, pemerintah maupun
perusahaan swasta. Sedangkan yang dimaksud blockholders adalah
kepemilikan individu atas nama perorangan diatas 5% tetapi tidak termasuk dalam
kepemilikan insider.
c.
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan
manajerial diukur dengan proporsi kepemilikan saham yang dimiliki manajer,
direksi, komisaris maupun pihak lain yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan perusahaan. Variabel ini digunakan untuk mengetahui manfaat
kepemilikan manajerial dalam mekanisme pengurangagency conflict. Variabel ini
diukur dengan prosentase saham yang dimiliki oleh manajerial.
d. Profitabilitas
Perusahaan
dengan tingkat profitabilitas rendah cenderung melaksanakan manajemen
laba untuk mengurangi persepsi buruk pihak-pihak pemakai laporan keuangan atas
kinerja perusahaan. Penentuan profitabilitas dalam penelitian ini
diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
e. Leverage
Variabel leverage diukur
dengan membagi total hutang dengan total aktiva. Jensen (1986) menyatakan bahwa
hutang merupakan salah satu mekanisme yang dapat mengurangi masalah keagenan
yaitu menyatukan kepentingan manajer dan pemegang saham.
3. Populasi
dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 – 2009 sebanyak 96 perusahaan. Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling dimana pengambilan perusahaan sampel dilakukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan
perbankan yang sudah go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2007 sampai dengan 2009 berturut-turut.
2. Data
laporan keuangan perusahaan perbankan tersedia berturut-turut untuk tahun
pelaporan 2007 sampai dengan 2009.
3. Perusahaan
sampel tersebut mempublikasikan laporan keuangan auditor dengan menggunakan
tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
4. Perusahaan
yang dipilih adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki struktur komisaris
independen, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial.
4.
Jenis dan Sumber Data
Jenis
data yang digunakan adalah data dokumenter dan sumber data yang digunakan
adalah data sekunder. Data yang dipergunakan adalah laporan keuangan semua
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai tahun 2009
dan telah diaudit oleh auditor independen.
5. Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan studi dokumentasi
1. Studi
Pustaka
Data-data
dan teori dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan
hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori.
Sedangkan pengumpulan data menggunakan data-data laporan keuangan yang
diterbitkan oleh pihak penyelenggara pasar modal (Bursa Efek Jakarta)
2. Studi
Dokumentasi
Data
diperoleh dan dikumpulkan dari dokumentasi laporan keuangan tahunan yang
tersedia di Indonesian Capital Market Directory (ICMD), pojok BEJ Universitas
Diponegoro, dan laporan tahunan Jakarta StockExchange (JSX).
6.
Metode Analisis Data
a.
Pengujian Asumsi Klasik
Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara teoritis akan menghasilkan
nilai parameter model penduga yang valid bila terpenuhinya asumsi klasik
regresi oleh model statistik yang teruji terlebih dahulu, meliputi:
Uji
Normalitas
Uji
kolomogorov smirnov dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,05. Untuk lebih
sederhana, pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat probabilitas dari
kolomogorov smirnov z statistik. Jika probabilitas z statistik lebih besar dari
0,05 maka nilai residual terdistribusi secara normal, sedangkan jika
probabilitas z statistik lebih kecil dari 0,05 maka nilai residual dalam suatu
model regresi tidak terdistribusi secara normal.
Uji
heteroskedastisitas
Pengujian
ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji
Multikolinearitas
Pengujian
ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan
lawannya (2) jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF < 10
maka tidak terjadi Multikolinearitas.
Uji
Autokorelasi
Pengujian
ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam
rangkaian waktu (data time series) atau rangkaian ruang
(cross sectional).
Untuk
menguji ada atau tidaknya autokorelasi ini dilakukan uji Durbin Watson (DW).
Setelah dilakukan regresi, kemudian dihitung nilai DW nya dengan jumlah sampel
tertentu, diperoleh nilai kritis dl (batas bawah) dan du (batas atas). Dalam
tabel daftar distribusi Durbin Watson dengan berbagai nilai α Pengambilan
keputusan
ada atau tidaknya autokorelasi sebagai berikut:
Nilai
DW < dl = ada autokorelasi positif
dl
du
< nilai DW < 4-du = tidak ada autokorelasi
4-du
< nilai DW< 4-dl = tidak dapat disimpulkan
nilai
DW > 4-dl = ada autokorelasi negatif
b.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini adalah pengujian pengaruh proporsi dewan
komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, profitabilitasdan leverage terhadap praktek
manajemen laba. Model yang diuji dalam penelitian ini bisa dinyatakan dalam
persamaan regresi dibawah ini:
DACit
= βо
+ β1 KOMISit + β2 INSTit + β3 MGRit + β4 PROFit + β5 LEVit +єit
Analisis
regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pengujian statistik yang dilakukan adalah:
1. Pengujian
Koefisien Regresi Parsial (Uji-t)
Pengujian
ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu berpengaruh
terhadap variabel dependen. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka dapat dikatakan variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2. Pengujian
Koefisien Regresi Serentak (Uji-F)
Pengujian
ini untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak berpengaruh
terhadap variabel dependen. Apabila tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka dapat dikatakan bahwa semua variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat.
3. Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien
determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan
1. Nilai koefisien determinasi yang mendekati 0 menunjukkan bahwa kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan bahwa informasi yang berada pada
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel-variabel dependen.
C.
HASIL PENELITIAN
Hasil
penelitian Midiastuty dan Machfoedz (2003) dapat membuktikan bahwa good
governance (dewan komisaris, kepemilikan institusional, dan kepemilikan
manajerial) berpengaruh terhadap manajemen laba. Sampelnya adalah 85 perusahaan
yang dilakukan dengan metode penggabungan data (pooling data) yang terdaftar di
BEI. Sedangkan penelitian Darmawati (2003), Suranta (2004) belum bisa
membuktikan bahwa good governance (dewan komisaris, kepemilikan
institusional, dan kepemilikan manajerial) berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil
penelitian Darmawati (2003) membuktikan secara empiris bahwa kinerja keuangan
(profitabilitas dan leverage) berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan
Suranta (2004) belum bisa membuktikan bahwa kinerja keuangan (profitabilitas
dan leverage) berpengaruh terhadap manajemen laba. Sampel penelitiannya
menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Berdasarkan
pada hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil
kesimpulan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proporsi
dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 sehingga hipotesis pertama
diterima. Semakin banyak proporsi dewan komisaris maka akan membuat monitoring
semakin ketat sehingga menurunkan indikasi terjadinya manajemen laba.
2. Kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 sehingga hipotesis kedua
diterima. Semakin besar prosentase kepemilikan institusional maka menunjukkan
monitoring semakin ketat dan menurunkan indikasi terjadinya manajemen laba.
3. Kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 sehingga hipotesis ketiga
diterima. Semakin besar prosentase kepemilikan manajerial maka akan
meningkatkan terjadinya manajemen laba.
4. Profitabilitas
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 sehingga hipotesis keempat
diterima.Semakin tinggi profitabilitas maka akan menurunkan indikasi manajemen
laba karena perusahaan berusaha menarik para investor untuk menanamkan saham
pada perusahaannya tersebut.
5. Leverage
berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi yang lebih kecil daripada 0,05 sehingga hipotesis kelima diterima.
Semakin tinggi leverage maka akan semakin menurunkan manajemen laba karena
kondisi perusahaan berada pada kondisi kurang baik.
D.
SARAN
Saran
saya sebagai pembaca dari jurnal skripsi penelitian ini sebagai berikut:
1. Sebaiknya
pada penelitian selanjutnya dapat diperpanjang tahun pengamatan sehingga sampel
penelitian lebih banyak, atau menggunakan sampel perusahaan lain seperti
manufaktur.
2. Pada
penelitian selanjutnya dapat ditambahkan variabel lain yang mempengaruhi
manajemen laba. Juga dapat dilakukan menambahkan proksi atau ukuran untukgood
corporate governance seperti komite audit dan dewan direksi.
REFERENSI
:
Komentar
Posting Komentar